KRONOLOGI
1450 Kesultanan Tidore di tubuhkan
Sultans (di kenali Kiema Kolano)
1797 - 14 Nov 1805 Sultan Saidul Jihad Muhammad Nabus
Amiruddin Syah "Jou Barakti"
1805 - 18.. Sultan Jamal Abidin
18.. - 1821 Sultan Muhammad Tahir "Sultan Mossel"
1822 - 1856 Sultan al-Mansur II
1856 - 1865 Sultan Ahmad Safiuddin Syah
"Sultan Arnold Alting"
1865 - 1867 Vacant
1867 - 1893 Sultan Said Ahmad Fathuddin Syah
1893 - 1904 Sultan Iskandar Shajuddin Nur Amal
1999 - H. Djafar Danoyunus
Susunan Kolano (Raja atau Sultan) yang pernah memerintah Kerajaan Tidore sebelum masuknya agama Islam sebagai berikut :
1. Kolano Syahjati alias Muhammad Nakel
2. Kolano Bosamawango
3. Kolano Suhud aluas Subu
4. Kolano Balibunga
5. Kolano Duko Madoya
6. Kolano Kie Matiti
7. Kolano Seli
8. Kolano Matagena
2. Kolano Bosamawango
3. Kolano Suhud aluas Subu
4. Kolano Balibunga
5. Kolano Duko Madoya
6. Kolano Kie Matiti
7. Kolano Seli
8. Kolano Matagena
Setelah agama Islam masuk ke wilayah
Maluku Utara pada awal abad ke-11 tepatnya pada tahun 470 H atau 1077 M,
yang ditandatangani dengan kedatangan seorang ulama dari Arab yang bernama
Ja’far Shadiq. Mulai saat itu gelar Kolano (Raja) berubah menjadi
Sultan. Susunan para Sultan yang pernah memimpin Kesultanan Tidore
sebagai berikut :
1. Sultan Nuruddin, mulai 1334-1372 M
2. Sultan Hasan Syah, mulai 1372-1405 M
3. Sultan Cirililiat alis Jamluddin, mulai 1405-1512 M
4. Sultan Mansyur, mulai 1512-1526 M
5. Sultan Aminuddin Iskandar Zulkarnain, mulai 1526-1535 M
6. Sultan Rijali Mansur, mulai 1535-1569 M
7. Sultan Iskandar Isani alias Amiril Mathlan Syah, mulai 1569-1568 M
8. Sultan Gapi Baguna alias Bifadlil Siradjuddin Arifin, mulai 1568-1600 M
9. Sultan Fola Madjino alias Zainuddin, mulai 1600-1626 M
10. Sultan Ngora Malamo alias Alaudin, mulai 1626-1631 M
11. Sultan Gorontalo alias Saifuddin, mulai 1631-1642 M
12. Sultan Saidi, mulai 1642-1653 M
13. Sultan Mole Manginyau alias Malikidin, mulai 1653-1657 M
14. Sultan Saifuddin alias Djuo Kota, mulai 1657-1674 M
15. Sultan Hamzah Fahruddin, mulai 1674-1705 M
16. Sultan Abdul Fadhlil Masyur, mulai 1705-1708 M
17. Sultan Hasanuddin Kaicil Garcia, mulai 1708-1728 M
18. Sultan Amir Bifodlil Aziz Muhidin Malikul Manan, mulai 1728-1757 M
19. Sultan Muhammad Mashud Jamaluddin, mulai 1757-1779 M
20. Sultan Patra Alam, mulai 1780-1783 M
21. Sultan Hairul Alam Kamaludin Asgar, mulai 1784-1797 M
22. Sultan Amiruddin Syaifuddin Syah Muhammad El Mabus Kaicil Paparangan Jou Barakatai alias NUKU, mulai 1797-1805 M
23. Sultan Zainal Abidin, mulai 1805-1810 M
24. Sultan Motahuddin Mohammad Tahir, mulai 1810-1821 M
25. Sultan Ahmadul Mansur Sirajuddin Syah, mulai 1821-1856 M
26. Sultan Ahmad Syaifuddin Alting, mulai 1856-1892 M
27. Sultan Ahmad Fatahuddin Nur Syah Kaicil Jauhar alam, mulai 1892-1894 M
28. Sultan Ahmad Kawiyuddin Alting, mulai 1894-1906 M
29. Sultan Zainal Abidin Sjah, mulai 1947-1967 M
30. Sultan Hi. Jafar Syah, Mulai 1999-Sekarang.
2. Sultan Hasan Syah, mulai 1372-1405 M
3. Sultan Cirililiat alis Jamluddin, mulai 1405-1512 M
4. Sultan Mansyur, mulai 1512-1526 M
5. Sultan Aminuddin Iskandar Zulkarnain, mulai 1526-1535 M
6. Sultan Rijali Mansur, mulai 1535-1569 M
7. Sultan Iskandar Isani alias Amiril Mathlan Syah, mulai 1569-1568 M
8. Sultan Gapi Baguna alias Bifadlil Siradjuddin Arifin, mulai 1568-1600 M
9. Sultan Fola Madjino alias Zainuddin, mulai 1600-1626 M
10. Sultan Ngora Malamo alias Alaudin, mulai 1626-1631 M
11. Sultan Gorontalo alias Saifuddin, mulai 1631-1642 M
12. Sultan Saidi, mulai 1642-1653 M
13. Sultan Mole Manginyau alias Malikidin, mulai 1653-1657 M
14. Sultan Saifuddin alias Djuo Kota, mulai 1657-1674 M
15. Sultan Hamzah Fahruddin, mulai 1674-1705 M
16. Sultan Abdul Fadhlil Masyur, mulai 1705-1708 M
17. Sultan Hasanuddin Kaicil Garcia, mulai 1708-1728 M
18. Sultan Amir Bifodlil Aziz Muhidin Malikul Manan, mulai 1728-1757 M
19. Sultan Muhammad Mashud Jamaluddin, mulai 1757-1779 M
20. Sultan Patra Alam, mulai 1780-1783 M
21. Sultan Hairul Alam Kamaludin Asgar, mulai 1784-1797 M
22. Sultan Amiruddin Syaifuddin Syah Muhammad El Mabus Kaicil Paparangan Jou Barakatai alias NUKU, mulai 1797-1805 M
23. Sultan Zainal Abidin, mulai 1805-1810 M
24. Sultan Motahuddin Mohammad Tahir, mulai 1810-1821 M
25. Sultan Ahmadul Mansur Sirajuddin Syah, mulai 1821-1856 M
26. Sultan Ahmad Syaifuddin Alting, mulai 1856-1892 M
27. Sultan Ahmad Fatahuddin Nur Syah Kaicil Jauhar alam, mulai 1892-1894 M
28. Sultan Ahmad Kawiyuddin Alting, mulai 1894-1906 M
29. Sultan Zainal Abidin Sjah, mulai 1947-1967 M
30. Sultan Hi. Jafar Syah, Mulai 1999-Sekarang.
Berdasarkan penjelasan diatas,
disebutkan bahwa Agama Islam di wilayah Kesultanan Tidore setelah Sultan
ke sembilan memimpin. Namun, menurut Irham Rosyidi pendapat ini masih
dapat diperdebat. Jika penjelasan diatas benar, mengapa raja/Kolano
pertama Kesultanan Tidore bernama Syahjati alias Muhammad Nakel,
bukankah nama tersebut mengindikasi pengaruh agama Islam?. Berpijak
pada nama tersebut maka bakap Irham Rosyidi berpendapat bahwa agama
Islam masuk wilayah Kesultanan Tidore diduga kuat sejak raja/Kolano
pertama pada tahun 1108 M.
Sejak tahun 1906 sampai 1946 (selama 40
tahun) Kesultanan Tidore tidak mempunyai Sultan. Kekosongan pemerintah
Kesultanan Tidore disebabkan oleh pemerintah kolonial Belanda yang tidak
senang jika Kesultanan Tidore aktif . Sultan
Tidore dan para kerabatnya dikenal Belanda sebagai suatu pemerintah yang
sulit dikendalikan dan tidak senang diajak bekerja sama. Sikap konsisten
yang anti terhadap kolonial Belanda tersebut membuat pemerintah Republik
Indonesia memberi gelaran pahlawan nasional kepada Sultan ke-22, iaiu
Sultan Syaedul Jehad Amiruddin Syaifuddin Syah Muhammad El Mabus Kaicil Paparangan Jou Barakati alias Nuku, yang memerintah 1797-1805 M.
Pada tanggal 14 Desember 1946 pemerintah
Kesultanan Tidore diaktifkan kembali dengan dilantiknya Zainal Abidin
Syah sebagai Sultan Tidore ke-29. Sultan Zainal Abidin Syah dilantik di
Denpasar Bali pada tanggal 14 Desember 1946, selanjutnya disusul dengan
penobatan secara adat Kerajaan Tidore pada tanggal 27 Pebruari 1947 di
Limau Timore, Soasio.
(Dikutip dari buku karangan Irham
Rosyidi, S.H., M.H. dengan judul “Eksplorasi Nilai, Asas, dan Konsep
dalam Dinamika Ketatanegaraan Kesultanan Tidore”. Halaman 177-179).