Wednesday, January 16, 2013

KERAJAAN LAHA(1314-KINI)



Laha adalah sebuah negeri yang terletak di pulau Ambon, tepatnya terletak di h ujung teluk pulau Ambon yang dibatasi oleh tanjung Alang dan tanjung Nusaniwe. Negeri Laha pada mulanya bernama Toisapua Sopaini yang kemudian berganti menjadi Toisapua Sopaini Yamano Nusa Laha, berpusat di atas puncak gunung Sakula iaitu Negeri Tua, dimana para Kapitan dan ketua adat negeri ini bermukim yang ditandai dengan sebuah batu prasasti yang sakral “HATU MA’ATUNU KAMAR KULA UTE SAMPIRANG “, iaiitu batu prasasti dimana mereka berkumpul untuk bermusyawarah dalam segala hal yang berkaitan dengan Negeri mereka.Cakalele adat hu’ur nitu sakula mengawal Raja tuan tanah adat beserta Kapitan-kapitan dan ketua adat dari soa Hehuat turun dari negeri Tua berbondong-bondong menuju pantai dan mulai bermukim di sana. Negeri Laha terbentuk pada tahun 1314 dengan luas wilayah kurang lebih 500 Ha dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Utara dengan : Negeri Seith Kecamatan Leihitu
Sebelah selatan dengan : Teluk Ambon
Sebelah Timur dengan : Teluk Ambon
Sebelah Barat dengan : Negeri Hatu Kecamatan Leihitu

Negeri Laha pada awalnya dihuni oleh 5 (Lima) Soa/Marga asli yang terdiri dari :

1. Soa Hehuat (Tuan tanah / Kepala Adat )
2. Soa Laturua ( Tabib/Tukang pengobatan)
3. Soa Mewar I (Raja)
4. Soa Mewal (Tukang)
5. Soa Mewar 2 (Penghulu/Imam)

Kewujudan  dan keadaan  penduduk setempat masihlah primitif yang berfahamkan animisme, hingga muncullah seorang penyiar agama islam di Maluku, Sultan Chairun Djamil yang berasal dari Ternate untuk membebaskan mereka dari keterbelakangan, mencuba memadankan budaya islam dengan adat istiadat setempat. Bersama khaddamnya (pembantu) kemudian berlabuhlah perahu mereka yang disebut dengan Sope-Sope di tepi pantai negeri Toisapu Sopaini ini, letak negeri ini sangatlah strategis di mata Sultan Khairun Jamil, hingga ia melontarkan ucapan: “Taha-taha Belo Joua Laha suange”, yang ertinya; Tanamlah tokang (gala), di sini pelabuhan yang bagus. Dari sinilah nama Negeri ini berasal dan sejak itu pun berubah menjadi LAHA yang bererti BAGUS, yang kemudian oleh pemerintah Hindia Belanda mengadakan pendataan ulang terhadap Dati-dati yang ada di pulau Ambon pada tahun 1814 M (Berdasarkan Register Dati Negeri Laha).  Dengan kedatangan Sultan Khairun Jamil, telah membahawa banyak perubahan di Negeri ini terutama adat istiadat yang banyak berbau dengan islam dan bahasa Tanah pun mulai bercampur dengan sedikit bahasa Ternate.

Kehidupan masyarakat mengalami perubahan, dimana mulai berfikir untuk berusaha dan maju, sebagai nelayan yang mahir membuat perahu dan menangkap ikan juga cara pemasarannya melalui barter dengan negeri lain, dan sebahagian penduduknya masih bercocok tanam, hingga negeri ini menjadi ramai dan tempat berkumpul sebagaian penduduk dari negeri lain. Beliau juga telah menaruh batu pertama sebuah mesjid di Laha dengan ukuran kubah 4x4m dan mesjid tersebut dinamakan Mesjid Jame’ Sultan Chairun Djamil sebagai penghormatan dan untuk mengenang jasa-jasanya, hingga kini mesjid itu telah mengalami 3 (tiga) kali pemugaran. Pada zaman Belanda, ukuran mesjid ini diperbesar luasnya menjadi 8×8 m2. Pada saat masuknya Jepang, bangunan mesjid ini hancur berantakan, dan setelah Jepang meninggalkan Indonesia, kembali bangunan mesjid ini dipugar dan diperbesar menjadi 12×12 m2. Konon kabarnya kubur Sultan Khairun Djamil berada di antara Ternate dan Tidore, padahal sebenarnya adalah kuburan beliau berada di belakang mesjid Laha yang dikenal dengan keramat.



pemerintah (memakai gelaran Raja)

1).... - 1812                Hading Mewar 


2)1812 - 1875                Rabul Mewar


3)1875 - 1917                Hamzah Mewar


  1917 - 1925
                Vacant

4)1925 - 1936                Abdullah Mewar

5)1936 - 1946                Husein Mewar


6)1946 - 1953                Habib Ali bin Tahir


  1953 - 1963
                Vacant

7)1963 - 1982                Muhammad Mewar

8)1983 - 1987                Husein Henaulu                     (b. 1934)


9)1987 - 1988                Ahmad Partola


   1988 - 1994
                Vacant

10)1994                       Junaid Mewar

   1994 - 1998
                Vacant

11)1998 - 2002                Franky Mewar 

12)2002 -                     Habib Al-Fachri bin Tahir          (b. 1970)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...