BENDERA KESULTANAN MEMPAWAH
Pemerintah (gelaran Panembahan)
1795 - 1822 Anom Kusuma Negara
(dari 1808, Nata Kusuma)
Sultan
1822 Muhammad Zainul Abidin Nata Kusuma
Rulers (title Panembahan)
1822 - 1826 Muhammad Zainul Abidin Nata Kusuma
1826 - 1828 Vacant
1828 - 1853 Umar Kamaruddin Nata Kerama
1853 - 1854 Mukmin Jaya Kusuma bin Umar
Kamaruddin Nata Kerama
1854 - 1860 Mahmud Akamaddin bin Umar
Kamaruddin Nata Kerama
1860 - 1863 Usman Shafiuddin Nata Jaya Kusuma
bin Mukmin Jaya Kusuma
1863 - 1892 Ibrahim Muhammad Shafiuddin bin
Mahmud Akamaddin
1892 - 1902 Anum Kusuma Yuda -Regent
1902 - 1944 Muhammad Taufik Akamaddin (d. 1944)
19.. - 12 Aug 2002 Jimmy Mochamad Ibrahim bin Taufik
Akamaddin (b. 1932 - d. 2005)
2002 - Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim
Mempawah adalah sebuah Kerajaan Islam yang saat ini menjadi wilayah Kabupaten Pontin Kecil , Kalimantan Barat . Penguasa Kerajaan ini bergelar Panembahan (bukan Sultan). Dahulu kalanya Kerajaan Mempawah merupakan bawahan / cabang dari Kerajaan Tanjungpura / Kesultanan SUKADANA, namun pada masa kolonial Belanda, pemerintah Hindia Belanda meletakkanya Kesultanan Pontianak sebagai wakil Belanda untuk memimpin semua raja-raja dikalimantan. Kerena itu penguasa Mempawah dan 12 raja-raja daerah lainnya bergelar Panembahan dan hanya 2 raja yang bergelar Sultan (gelar ini lebih tinggi daripada gelar Panembahan) iaitu Sultan Pontianak dan Sultan Sambas.
Nama Mempawah diambil dari Istilah Mempauh , iaitu nama pohon yang tumbuh di Hulu Sungai yang kemudian Dikenali juga dengan nama Sungai Mempawah [1] . Pada perkembangannya, Mempawah menjadi lekat sebagai nama yang idela sebagai Kerajaan yang berkembang di Kalimantan Barat. Pemerintahan adat Mempawah sendiri terbagi atas dua periode, yakni Pemerintahan Kerajaan Suku Dayak yang berdasarkan Ajaran Hindu dan masa Pengaruh Islam.
Sistem Pemerintahan
Sistem dan pola Pemerintahan Kerajaan Mempawah, yakni Kerajaan Bangkule dan Kerajaan Sidiniang, masih bersumber berdasarkan adat-Resam setempat, yakni hukum adat yang sah bagi pada Masyarakat Suku Dayak. [2] Sistem Pemerintahan tradisional yang masih dia amalkan dengan upacara-upacara adat dan kepercayaan kepada hal-hal ghaib masih berlembutlah dalam Kehidupan Kerajaan yang masih menganut Ajaran Agama Hindu itu. Pada masa Pemerintahan Panembahan Senggaok, sistem Pemerintahan tradisional masih dipertahankan Meski Pengaruh Ajaran Islam mulai masuk ke dalam Kehidupan Kerajaan. Pengaruh Islam di Mempawah semakin Kuat pada era menjadi pemimpin Bungah Daeng Menambun yang bertahta tahun 1740 M. Bungah Daeng Menambun berasal dari Kesultanan Luwu Bugis yang telah cukup lama menjadi Kerajaan bercorak Islam. Pemerintahan Bungah Daeng Menambun di Kerajaan Mempawah memadukan antara hukum-hukum adat lama dengan hukum / syarak / yang bersumber pada Ajaran Agama Islam. Pengaruh hukum-hukum Islam dalam Kehidupan Pemerintahan Kerajaan Mempawah semakin Kuat Berkat Peranan utama Sayid Habib Husein Alqadrie, Seorang penyebar Ajaran Islam dari Timur Tengah, tepatnya Hadramaut atau Yaman Selatan. [3]Senarai Pemimpin Mempawah
1-Masa Suku Dayak Hindu (Kerajaan)
- Patih Gumantar (± 1380 M)
- Raja Kudung (± 1610 M)
- Panembahan Senggaok (± 1680 M)
Rujukan
- ^ JU Lontaan, 1975:125
- ^ Umberan, et.al, 1996-1997:18
- ^ Yahya, 1999:224
- ^ (Belanda) van Eysinga, Philippus Pieter Roorda (1841). Handboek der tanah-en volkenkunde, geschiedtaal, aardrijks-en staatkunde von Nederlandsch Indie . 3 . Van Bakkenes. hlm.
No comments:
Post a Comment