LATAR BELAKANG
Menurut kisah “Jongkong” berasal dari salah satu nama tumbuhan
atau kayu yang dalam bahasa setempat disebut ”Jungkung” (libut).
Sejenis kayu yang lembut,mengapung atau timbul,jika diatas air,tapi
sulit dipotong.
Karakteristik kayu libut memang unik, lembut tapi “liut”, ibaratkan sifat manusia yang lemah lembut, tapi sulit ditundukkan. Tumbuhan ini hidup diatas air, sesuai ciri kawasan yang rendah dan mudah tergenang air.
Nama Jongkong terdapat pula di Tanjung Balai Karimun yaitu sebuah kawasan yang kaya dengan tambang tembaga. Tak jelas, memang apakah ada hubungan anatara Kota Jongkong di Muara Sungai Embau dengan Kota Jongkong di Tanjung Balai Karimun Propinsi Riau.
Apakah nama kedua kota ini yang kebetulan sama karena serupun kaum melayu, atau memang kota ini didirikan oleh orang riau dulunya? ( allahu a’lam bissahawab ).
Disetiap sudut kota, berdiri masjid dan surau yang menandai kota yang bernuansa religious berprndudukan yang paling besar dari suku melayu yang menganut agama islam.
Kota air memang lebih cocok buat jongkong, karena letak kota di dataran rendah dan pemukiman penduduk dibawah hamparan bukit senara dan bukit semujan yang berdiri kokoh.
Tak jelas berdirinya kota ini, yang pasti jongkong bukan hongkong, tapi mirip dari segi aktifitas, dengan semangat anak melayu yang rajin dan gembar berdagang, serta memiliki keunikan budaya yang khas berupa, “ Lomba Aruk “ seperti lomba sampan serupa dengan perahu naga di negeri cina.
Jongkong tak pernah sepi dan tak hirau dengan kegalauan orang akan kemacetan jalan dilintas selatan. Kota ini seakan mempunyai tuah dan penuh rahmat dan berkah .
Berdasarkan sumber sejarah ( ethoven : 1903 )” bujak adalah adalah keturunan semagat dari Suku Dayak Embaloh Palin disungai Ulak Limau Temau yang setelah menjadi mualaf kemudian menetep di Muara Ulak Landau Tahun 1860.
Bujak menikah dengan cucu kiyai pati uda dan setelah menjadi muslim, bujak berganti nama Gusti Abdul Arab Alias H. Abdul Samad Putra 2 orang yaitu gusti Sulaiman Landung dan Putrid Rondu.
Abdul arab pernah memimpin ini tak kala menjadi kevakuman kepemimpinan setelah wafatnya abang abdurlah alias raden nata ( 1850-1864 )
Dalam catatan “ jongkong State Founded Tahun 1890-1917” tercatat bahwa raja-raja yang pernah memerintah kerajaan jongkong adalah :
Dari pernikahan ini mendapat putrid bernama luk luai maznun yang sehari-hari dipanggil putrid nun. Anak semata wayang ini menikah dengan raden Mahmud anak kandung penebahan selimbau yang melahirka 4 orang anak yaitu ;
Keturuna pertama Demang nutub yang masuk islam adalah Abang Tajak yang bergelar Abang tajakSuriadilaga Paku Negara yang menjadi raja selimbau.
Orang emabau dikenal sebagai kaum pengelana ( hijriah ) sesuai dengan Krakteristik Demang Nutub yang gagah berani.
Dalam sebuah dokumentasi yang disampaikan tuan Donald Tick tanggal 24 september ( pusat dokumentasi kerajaan-kerajaan Indonesia pusaka yang beralamat di Bleiswijk Street 52c 3135 AM Vlserdingen naderland ), dalam kerajaan sanggau dituliskan bahwa : “ adapun pengganti dari dayang mas ( yang keturunan Dara Nate Raja Sanggau ) adalah dayang puasa yang bergelar Nyai Sura yang bersuamikan Kiyai Patih Gemuk dan beranakan Abang Renggang setelah Kiyai Patih Gemuk meninggal, maka barulah Nyai Sura menggantikan kedudukan suaminya. Kemudian Nyai Sura menikah dengan Abang Awal dari kerajaan Embau Hulu Kapuas mempunyai 4 orang anak yaitu :
Banyak terjadinya silsilah kekeluargaan nyambung – menyambung
Pengghasilan masyarakat dijongkong adalah berdagang dan perkerja kerasa dan orang jongkong dan sekitarnya boleh disebut juga kaum pengelana ( hijrah ).
DAFTAR PUSTAKA
Putussibau, 5 shafar 1428 H
Penyunting : Drs. H. Akhmad Alias
Karakteristik kayu libut memang unik, lembut tapi “liut”, ibaratkan sifat manusia yang lemah lembut, tapi sulit ditundukkan. Tumbuhan ini hidup diatas air, sesuai ciri kawasan yang rendah dan mudah tergenang air.
Nama Jongkong terdapat pula di Tanjung Balai Karimun yaitu sebuah kawasan yang kaya dengan tambang tembaga. Tak jelas, memang apakah ada hubungan anatara Kota Jongkong di Muara Sungai Embau dengan Kota Jongkong di Tanjung Balai Karimun Propinsi Riau.
Apakah nama kedua kota ini yang kebetulan sama karena serupun kaum melayu, atau memang kota ini didirikan oleh orang riau dulunya? ( allahu a’lam bissahawab ).
- TUAH JONGKONG
Disetiap sudut kota, berdiri masjid dan surau yang menandai kota yang bernuansa religious berprndudukan yang paling besar dari suku melayu yang menganut agama islam.
Kota air memang lebih cocok buat jongkong, karena letak kota di dataran rendah dan pemukiman penduduk dibawah hamparan bukit senara dan bukit semujan yang berdiri kokoh.
Tak jelas berdirinya kota ini, yang pasti jongkong bukan hongkong, tapi mirip dari segi aktifitas, dengan semangat anak melayu yang rajin dan gembar berdagang, serta memiliki keunikan budaya yang khas berupa, “ Lomba Aruk “ seperti lomba sampan serupa dengan perahu naga di negeri cina.
Jongkong tak pernah sepi dan tak hirau dengan kegalauan orang akan kemacetan jalan dilintas selatan. Kota ini seakan mempunyai tuah dan penuh rahmat dan berkah .
- B. SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN JONGKONG
Berdasarkan sumber sejarah ( ethoven : 1903 )” bujak adalah adalah keturunan semagat dari Suku Dayak Embaloh Palin disungai Ulak Limau Temau yang setelah menjadi mualaf kemudian menetep di Muara Ulak Landau Tahun 1860.
Bujak menikah dengan cucu kiyai pati uda dan setelah menjadi muslim, bujak berganti nama Gusti Abdul Arab Alias H. Abdul Samad Putra 2 orang yaitu gusti Sulaiman Landung dan Putrid Rondu.
Abdul arab pernah memimpin ini tak kala menjadi kevakuman kepemimpinan setelah wafatnya abang abdurlah alias raden nata ( 1850-1864 )
Dalam catatan “ jongkong State Founded Tahun 1890-1917” tercatat bahwa raja-raja yang pernah memerintah kerajaan jongkong adalah :
- Abang jombu bin abang tedung bergelar kiyai pati uda ( 1800 – 1864 )
- Abang abdurlah bergelar raden nata ( 1850-1864 )
- Abang abdul arab bergelar pangeran muda suria Negara ( 1864-1866 )
- Abang abdurllah bin abang unang bergelar pangeran haji muda gusti alam 1886-1917 yang disahkan melalui akte van verban tanggal 11 desember 1899 yang disahkan oleh yang mulia seri paduka government general van naderland indie pada tanggal 19 februari 1900, sebagai raja pertama yang bergelar pangeran muda, gusti alam.
- Gusti Alam
- Gusti Muhammad Umar
- Gusti Hamzah
Dari pernikahan ini mendapat putrid bernama luk luai maznun yang sehari-hari dipanggil putrid nun. Anak semata wayang ini menikah dengan raden Mahmud anak kandung penebahan selimbau yang melahirka 4 orang anak yaitu ;
- Gusti Muhammad Saleh Mahmud
- Putrid Hijriah Binti Raden Mahmud
- Gusti Muhammad Nuh Mahmud
- Gudti Mazdalifah Mahmud
- C. ORANG EMBAU DAN DEMANG NUTUB
- Ne’ Riam Sunsang, bermukiman di Nanga Leteuh dan disana ada tangga melintang yang bernama tangga kanji.
- Pukat jarang, bermukiman di Nanga Mentok sebelah hulu Desa Bugang atau sebelah Hilir Desa kelakar.
- Raga Rambang, bermukiman di Riam Ara atau Namga Lidi
- Remi, bermukiman di Ribang Tamang Jongkong dengan tanda Kucilang Besi yang menurut orang-orang melayu di jongkong dan disekitarnya.
Keturuna pertama Demang nutub yang masuk islam adalah Abang Tajak yang bergelar Abang tajakSuriadilaga Paku Negara yang menjadi raja selimbau.
Orang emabau dikenal sebagai kaum pengelana ( hijriah ) sesuai dengan Krakteristik Demang Nutub yang gagah berani.
Dalam sebuah dokumentasi yang disampaikan tuan Donald Tick tanggal 24 september ( pusat dokumentasi kerajaan-kerajaan Indonesia pusaka yang beralamat di Bleiswijk Street 52c 3135 AM Vlserdingen naderland ), dalam kerajaan sanggau dituliskan bahwa : “ adapun pengganti dari dayang mas ( yang keturunan Dara Nate Raja Sanggau ) adalah dayang puasa yang bergelar Nyai Sura yang bersuamikan Kiyai Patih Gemuk dan beranakan Abang Renggang setelah Kiyai Patih Gemuk meninggal, maka barulah Nyai Sura menggantikan kedudukan suaminya. Kemudian Nyai Sura menikah dengan Abang Awal dari kerajaan Embau Hulu Kapuas mempunyai 4 orang anak yaitu :
- Abang Djalal bertahta di Balai Lindi – Melawi
- Abang Nurul Kamal Bertahta dan menjadi penebahan di Sanggau
- Abang Djauhir yang menjadi penebahan kerajaan disintang
- A. KESIMPULAN
Banyak terjadinya silsilah kekeluargaan nyambung – menyambung
Pengghasilan masyarakat dijongkong adalah berdagang dan perkerja kerasa dan orang jongkong dan sekitarnya boleh disebut juga kaum pengelana ( hijrah ).
- B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Putussibau, 5 shafar 1428 H
Penyunting : Drs. H. Akhmad Alias
No comments:
Post a Comment