1772 Kesultanan Kubu ditubuhkan.
4 Jun 1823 - 1949 Dutch protectorate.
pemerintah(gelaran Tuan)
1)1772 - 1795 Saiyid `Aydarus Al `Aydarus (b. 17.. - d. 1795)
2)1795 - 7 Jun 1829 Saiyid Muhammad bin `Aydarus Al
`Aydarus (b. 17.. - d. 1829)
3) 7 Jun 1829 - 2 Feb 1841 Saiyid Abdul Rahman bin Muhammad
Al `Aydarus (d. 1841)
4) 2 Feb 1841 - 19 Sep 1864 Saiyid Ismail bin Abdul Rahman
Al `Aydarus (d. 1864)
5)19 Sep 1864 - 4 Nov 1900 Saiyid Hasan bin Abdul Rahman
Al `Aydarus (d. 1900)
6) 4 Nov 1900 - Apr 1911 Syarif Abbas Al `Aydarus (b. 1853 - d. 19..)
7)26 Sep 1911 - 11 Apr 1921 Syarif Zainul Idris ibni al-Marhum
Syarif Ismail (b. 1851 - d. 19..)
8)16 Jun 1921 - 23 Nov 1943 Syarif Salih bin Syarif Idris
Al `Aydarus (regent to Sep 1921) (b. 1881 - d. 1944)
9)1943 - 1958 Syarif Hasan bin Zain
Kerajaan Kubu adalah sebuah Kerajaan yang diperintah oleh Seorang Yang Di Pertuan Besar yang pernah Berdiri dalam wilayah yang sekarang terletak di wilayah Kabupaten Kubu Raya , Kalimantan Barat .
Sejarah
Sejarah Kerajaan Kubu memiliki kaitan yang Erat dengan Sejarah Kesultanan Pontianak. Sejarahnya berkait rapat berhutang budi kepada sekelompok kecil pedagang dan Saudagar Arab yang Singgah dari SANAA atas kemunculan serta tegaknya kedua Kerajaan tersebut pada awalnya. iaitu ketika 45 Pelayar Arab yang berasal dari daerah Hadramaut di Selatan Jazirah Arab, yang pada mulanya bertujuan untuk mencari keuntungan dengan berdagang di Lautan Timur-jauh (Asia) berlabuh di SANA. Leluhur dan Tuan Besar (Raja) Kerajaan Kubu pertama, iaiitu Syarif Idrus Al-Idrus , adalah menantu dari Tuan Besar (Panembahan) Mampawa (Mempawah). Ia Syarif Idrus juga merupakan ipar dari Sultan pertama Kesultanan Pontianak (Al-Qadri). Pada awalnya Beliau Syarif Idrus membina perkampungan di dekat muara Sungai Terentang, barat-daya berdekatan Kalimantan.SEBAGAIMANA Keluarga sepupunya (Al-Qadri), Keluarga Syarif Idrus Al-Idrus (Idrusi) Tumbuh menjadi Keluarga yang kaya-raya melalui Perdagangan yang Maju. Mereka membina Perhubungan yang baik dengan Kerajaan Inggeris Raya, pada masa Pemerintahan Gabernor Jeneral Sir Thomas Stamford Raffles (yang membina Singapura), Raffles ditugaskan di Hindia Belanda. Perhubungan ini berlanjutan hingga setelah kembalinya Belanda ke Indonesia (Hindia Belanda) dan dirintisnya adanya pembangunan pembukaan Singapura.
Bagaimanapun juga, Perhubungan ini tidak disukai oleh Kerajaan Belanda, yang secara rasmi mereka mengendalikan Pulau Kalimantan berdasarkan kontrak perjanjian bangsa-bangsa yang ditetapkan pada tahun 1823. beberapa Keluarga Al-Idrus sempatkan juga mengalami perubahan Kesejahteraan Hidup menjadi sengsara pada masa itu. Mereka ada yang meninggalkan Kalimantan demi menjauhi Sikap Buruk Belanda di daerah Serawak, Mana yang waktu itu menjadi daerah wilayah Kerajaan Inggeris Raya, demi Harapan yang lebih baik akan Perkara ini dalam Perdagangan. Sedangkan Keluarga Al-Idrus yang memilih bertahan di Kubu, bagaimanapun juga, tak jua mendapatkan Kehidupan serta perlakuan yang lebih baik dari pemerintah Belanda.
Menurut Staatsblad van Nederlandisch indie tahun 1849, wilayah ini termasuk dalam Wester-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Menteri van Staat, Gouverneur oleh Ketua van Nederlandsch-Indie , pada 27 Ogos 1849, No 8 [2]
Pemerintah Belanda menurunkan Syarif Abbas Al-Idrus dari jawatan Tuan Besar Kerajaan Kubu atas sokongan sepupunya, Syarif Zainal Al-Idrus ketika terjadi perebutan jawatan Raja pada tahun 1911 . Justru ia akhirnya terbukti menemui kesulitan dalam Pemerintahan serta diturun-tahtakan dengan tanpa memiliki pewaris / GANTIAN yang jelas, lapan tahun kemudian. Tidak adanya Pewaris takhta, Baru ditetapkan dan disahkan setelah beberapa tahun kemudian. sehingga pegawai Kerajaan yang ada selama kurun waktu itu hanyalah (pemerintah sementara).
Setelah beberapa lama, akhirnya Syarif Shalih, mendapatkan Kehormat agung dari menjabat sebagai Raja, tetapi kemudian ditahan pada Kedatangan Tentera Jepun di Mandur, pada tahun 1943.
Dewan Kerajaan dan Keluarga Bangsawan tak semudah itu menyutujui Pergantian Kerajaan kepada Syarif Shalih. Hingga akhirnya Justru Jepun menempatkan putra bungsu Raja terdahulu iaitu Syarif Hasan, sebagai Pemimpin Dewan Kerajaan akan tetapi belum sempat terjadi kerana Jepun terlebih dulu kalh pada PD II dan meninggalkan Indonesia. Ia Justeru baru menerima pensijilan sebagai Pemimpin Kerajaan (Tuan Besar) Kubu pada tahun 1949, setelah Pemerintah Indonesia terbentuk. Kerajaan Kubu itu sendiri akhirnya berakhir dan menghilang ketika dihapus oleh Pemerintahan Republik Indonesia pada tahun 1958.
Sayyid Idrus bin Sayyid 'Abdu'l Rahman al-Idrus, Tuan Besar Kubu (1772 - 1795)
Sayyid Idrus bin Sayyid 'Abdu'l Rahman al-Idrus, Tuan Besar Kubu ( tahun 1772 - 1795 ) - (lahir di Dukhum Hadramaut Yaman , Nota Sejarah menyatakan Beliau pernah Singgah di Batavia Bersama Al-Habib Husain bin Abubakar al-Idrus - makamnya di Keramat Luaran Batang , Jakarta Utara ) - membina perkampungan Arab di pesisir Sungai Terentang, Mana yang menjadi pengasas dan pendiri Kerajaan Kubu pada tahun 1772 . Gelar Sayyid atau Habib atau Syarif yang disandang beliau menandakan bahwa beliau termasuk keturunan Nabi Muhammad SAW dari jalur Sayyid Al-Imam Husain ra.Beliau Syarif Idrus menikahi putri HH Pangeran Ratu Kimas Hindi Sri Susuhanan Mahmud Badaruddin I Jayawikrama Candiwalang kalifat ul-Mukminin Sayyidul-Iman , Sultan Palembang , pada tahun 1747 . Syarif Idrus wafat pada tahun 1795 , penerus Beliau:
- Syarif Muhammad bin Syarif Idrus al-Idrus, Yang di-Pertuan Besar Kubu - lihat bawah.
- Syarif Alawi bin Syarif Idrus al-Idrus, Tuan (Raja) Ambawang (Kerajaan kecil bahagian dari Kerajaan Kubu). Ia menjadikan mencoba Ambawang sebagai Kerajaan yang terpisah dari Kubu pada tahun 1800 akan tetapi tidak diijinkan oleh Pemerintah Belanda yang dideklarasikan pada tahun 1833 sebagai Kerajaan terpisah. Ia wafat di Ambawang.
- Syarif Abdurrahman bin Syarif Idrus (Raja / Tuan Besar I Kubu) Al-Idrus. Syarif Abdurrahman bin Syarif Idrus Al-Idrus ini menikahi Syarifah Aisyah Al-Qadri yang merupakan putri dari Sultan Syarif Abdurrahman bin Husein Al-Qadri (Sultan I Kesultanan Pontianak di Kalimantan Barat). Berputra Sultan Syarif Ali Al-Idrus yang hendak membina Kerajaan Sabamban di Angsana (sekarang masuk wilayah Keramat meludahnya, Kabupaten Tanahbumbu - Kalimantan Selatan - Indonesia). Pangeran Syarif Ali Alaydrus menjabat sebagai Raja Sabamban hingga akhir hayatnya. Jadi Keluarga Pangeran Syarif Ali mempertemukan dua jalur kebangsawanan Kalimantan, dari jalur Kerajaan Kubu (Al-Idrus) dan Kesultanan Pontianak (Al-Qadri).
- Syarif Mustafa bin Syarif Idrus al-Idrus (Tuan Besar Kubu).
- Syarifa Muzayanah [Makam Menjina] binti Syarif Idrus al-Idrus (Tuan Besar Kubu). Lahir pada 1748 (putri dari Putri Kerajaaan Palembang).
- Syarif Muhammad ( 1795 - 1829 ) Ibni al-Sultan Syarif Idrus al-Idrus, Yang di-Pertuan Besar Kubu.
Kerajaan Sabamban
Syarif Ali Al-Idrus, pendiri Kerajaan Sabamban yang merupakan Cucu dari Raja (Tuan Besar) Kubu-Syarif Idrus Al-Idrus ini, pada awalnya menetap di daerah Kubu-Kalimantan Barat (Bersama Keluarga bangsawan Kesultanan Kubu). Pada masa itu Beliau telah memiliki satu istri dan berputra dua orang yaitu: Syarif Abubakar Al-Idrus dan Syarif Hasan Al-Idrus. Karena ada suatu Konflik kekeluargaan, akhirnya Syarif Ali Al-Idrus memutuskan untuk hijrah / Pindah ke Kalimantan Selatan dengan meninggalkan istri dan kedua putranya yang masih tinggal di Kesultanan Kubu, melalui Sepanjang Sungai Barito hingga sampai di daerah Banjar.Di daerah Banjar tersebut, beliau hendak membina Kerajaan Sabamban dan menjadi Raja yang Pertama, bergelar Pangeran Syarif Ali Al-Idrus. Pada saat beliau menjadi Raja Sabamban ini, Beliau menikah lagi dengan 3 (tiga) Wanita; Yang pertama dari Putri Sultan Adam dari Kesultanan Banjar di Kalimantan Selatan, yang kedua dari Bugis (Putri dari Sultan Bugis di Sulwesi Selatan), yang bagi ketiga dari Tulang ( Putri dari Sultan Bone di Sulawesi Selatan). Pada saat beliau telah menjabat sebagai Raja Sabamban Inilah, kedua putra beliau dari Istri Pertama di Kubu-Kalimantan Barat , Syarif Abubakar dan Syarif Hasan menyusul Beliau ke Angsana - Kerajaan Sabamban (Lansekap Sabamban), dan menetap Bersama Ayahandanya.
Dari bagi ketiga istri beliau di Banjar Kalimantan Selatan serta satu Istri beliau di Kubu-Kalimantan Barat tersebut, Pangeran Syarif Ali Alaydrus memiliki 12 (duabelas) putra. Putra-putra beliau : Dari Isteri Pertama (Kubu-Kalimantan Barat):
- Syarif Hasan bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus, putra beliau: Pangeran Syarif Qasim Al-Idrus, Raja II Sabamban menjabat sebagai Raja setelah sepeninggal datuknya ,Pangeran Syarif Ali bin Syarif Abdurrahman Al-Idrus, hingga akhirnya Kerajaan Sabamban ini hilang dari bumi Kalimantan Selatan .
- Syarif Abubakar bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus
- Syarif Musthafa bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus,
- Syarif Thaha bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus,
- Syarif Hamid bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus
- Syarif Ahmad bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus
- Syarif Muhammad bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus
- Syarif Umar bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus
- Syarif Thohir bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus
- Syarif Shalih bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus
- Syarif Ummaiyyah bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus dan
- Syarif Husein bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus.
Jadi Sepanjang sejarahnya, Kesultanan Sabamban ini hanya dijabat oleh dua Sultan saja, pendirinya Sultan Syarif Ali Al-Idrus sebagai Sultan I dan Cucu beliau sebagai Sultan II Sabamban , Sultan Syarif Qasim Al-Idrus.
Sementara itu, setelah tidak adanya lagi Kesultanan Sabamban tersebut, anak-Cucu Keluarga bangsawan dari keturunan Sultan Syarif Ali Al-Idrus ini, menyebar ke seluruh wilayah Kalimantan Selatan pada Umumnya dan ada yang hijrah ke Malaysia, Filipina, tanah Jawa dan di Hemisfera lain Nusantara hingga saat ini.
Syarif Muhammad (1795 - 1829)
Syarif Muhammad ( 1795 - 1829 ) Ibni al-Sultan Syarif Idrus al-Idrus, Yang di-Pertuan Besar Kubu. Menggantikan Ayahandanya yang meninggal dunia pada 1795 . Menerima Perlindungan dari Belanda jam ia bersetuju kontrak perjanjian dengan Pemerintah Belanda (Hindia Belanda), 4 Jun 1823 . Ia meninggal pada 7 Jun 1829 , memiliki keturunan, tiga putra:- Syarif 'Abdul Rahman bin Syarif Muhammad al-Idrus, Yang di-Pertuan Besar Kubu
- Syarif Taha bin Syarif Muhammad al-Idrus, Kampung Sungai Pinang.
- Syarif Mubarak bin Syarif Muhammad al-Idrus. Menggantikan kakaknya sebagai Pemimpin di Kampung Sungai Pinang.
Syarif 'Abdul Rahman (1829 - 1841)
Syarif 'Abdul Rahman ( 1829 - tahun 1841 ) Ibni al-Sultan Syarif Muhammad al-Idrus, Yang di-Pertuan Besar Kubu. Menggantikan Ayahandanya yang meninggal pada 7 Jun 1829 . Menikahi Syarifa Idja. Ia meninggal pada 2 Februari 1841 , memiliki keturunan: [3]- Syarif Ismail bin Syarif 'Abdu'l Rahman al-Idrus, Yang di-Pertuan Kubu - lihat bawah.
- Rahman Syarif Hasan bin Syarif 'Abdul al-Idrus, Yang di-Pertuan Kubu - lihat bawah.
- Syarif Kasim bin Syarif 'Abdu'l Rahman al-Idrus. menikahi putri dari Pangeran Syarif Hamid, Batavia. Ia memilki, Seorang putra:
- Syarif Ismail bin Syarif Kasim al-Idrus.
- Syarif Aqil bin Syarif 'Abdu'l Rahman al-Idrus. Menikahi Syarifa Jara. Ia memiliki keturunan:
- 'Abdul Rahman bin Syarif Syarif Akil al-Idrus. Menikahi
Syarifa Piah Ibni al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus, putri kedua
dari Syarif Hasan bin Syarif' Abdu'l Rahman al-Idrus, Yang di-Pertuan
Besar Kubu. Ia memiliki, dua anak.
- Syarif Hamid bin Syarif Akil al-Idrus. Menikahi Syarifa Kamala.
- Syarifa Saha binti Syarif Akil al-Idrus. Menikah dengan Syarif Umar Ibni al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus, Putra ke-empat Syarif Hasan bin Syarif' Abdu'l Rahman al-Idrus, Yang di-Pertuan Kubu. Ia memiliki dua anak - lihat bawah.
- Syarifa Bunta binti Syarif Akil al-Idrus.
- 'Abdul Rahman bin Syarif Syarif Akil al-Idrus. Menikahi
Syarifa Piah Ibni al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus, putri kedua
dari Syarif Hasan bin Syarif' Abdu'l Rahman al-Idrus, Yang di-Pertuan
Besar Kubu. Ia memiliki, dua anak.
- Syarifa Saida binti Syarif 'Abdu'l Rahman al-Idrus. Menikah dengan Syarif Muhammad Ba-Hasan, dan memiliki keturunan:
- Syarifa Saha binti Syarif Muhammad Ba-Hasan. Menikah dengan Syarif Umar Al-Qadri, Pontianak.
- Syarifa Nur binti Syarif 'Abdu'l Rahman al-Idrus. Menikah dengan Syarif Alawi, memiliki keturunan dua putra:
- Syarif 'Abdu'llah bin Syarif Alawi. Menikah dengan Syarifa Saliha, memiliki dua anak.
- 'Abdul Rahman bin Syarif Syarif Alawi.
Syarif Ismail (1841 - 1864)
Syarif Ismail ( 1841 - tahun 1864 ) Ibni al-Sultan Syarif 'Abdul Rahman al-Idrus, Yang di-Pertuan Besar Kubu. Menggantikan Ayahandanya yang meninggal pada 2 Februari 1841 , dilantik pada 28 Mei 1841 . Memiliki beberapa istri, termasuk (yang pertama) Tengku Embong binti al-Sultan Tengku Besar Anum (DSP), Putri bungsu dari HH Tengku Besar Anum Ibni al-Sultan Sultan 'Abdu'l Jalil Shah, Panembahan SUKADANA , dengan istri keduanya, Tengku Jeba binti Tengku Ja'afar, Putri tertua dari Tengku Ja'afar bin Tengku Musa, Tengku Panglima Besar Karimata . Syarif Ismail juga menikahi (yang kedua) Syarifa Zina.Beliau meninggal 19 September 1864 , memiliki keturunan, 4 laki-laki dan 8 perempuan:
- Syarif 'Abdul Rahman Ibni al-Sultan Syarif Ismail ( Putra Mahkota ) menikahi Syarifa Amina. Ia hilang pada masa menuju ke Sarawak (diperkirakan meninggal Dunia), pada 1866.
- Syarif Muhammad Zainal Idrus Ibni al-Sultan Syarif Ismail, Tuan Kubu - lihat bawah.
- Syarif Said Ibni al-Sultan Syarif Ismail. Menikahi Syarifa Zina, dan memiliki dua anak.
- Syarif 'Ali Ibni al-Sultan Syarif Ismail. Menikahi Syarifa Marian.
- Syarifa Nur binti al-Sultan Syarif Ismail. Dia meninggal sebelum tahun 1903.
- Syarifa Dara binti al-Sultan Syarif Ismail, menikah dengan sepupunya, Syarif 'Ali Ibni al-Sultan Syarif Hasan' Ali al-Idrus, Bungsu Syarif Hasan Putra Ibni al-Sultan 'Abdu'l Rahman Syarif al-Idrus, Yang di-Pertuan Besar Kubu. Ia memilki, 3 anak - lihat bawah.
- Syarifa Fatima binti al-Sultan Syarif Ismail.
- Syarifa Amina binti al-Sultan Syarif Ismail.
- Syarifa Rola binti al-Sultan Syarif Ismail. menikah dengan Syarif Mahmud, dan memiliki 3 anak.
- Syarifa Zina binti al-Sultan Syarif Ismail. menikah dengan Syarif Mansur, dan memiliki 1 anak.
- Syarifa Talaha binti al-Sultan Syarif Ismail.
- Syarifa Mariam binti al-Sultan Syarif Ismail.
Syarif Hasan (1864 - 1871)
Syarif Hasan ( tahun 1864 - 1871 ) Abdul Rahman Ibni al-Sultan Syarif 'al-Idrus, Yang di-Pertuan Besar Kubu. Menggantikan Kakak tertuanya pada 19 September 1864 . dilantik pada 5 Mac 1866 . Rasmi memegang jawatan Tuan Kubu mulai 7 Julai 1871 . menikah dengan Syarifa Isa. Ia meninggal pada 4 November 1900 , memiliki 13 putra dan 6 putriPutera:
- Syarif Muhammad Ibni al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus. Lahir sebelum tahun 1862.
- Syarif 'Ali Ibni al-Sultan Syarif Hasan' Ali al-Idrus. Lahir sebelum tahun 1862. Ia meninggal pada waktu muda.
- Syarif 'Abbas Ibni al-Sultan Syarif Hasan' Ali al-Idrus, Yang di-Pertuan Besar Kubu - lihat bawah.
- Syarif 'Abdu'llah Ibni al-Sultan Syarif Hasan' Ali al-Idrus. Lahir pada tahun 1870. menikah dengan Syarifa Selina, dan memiliki lima anak.
- Syarif Yasin Ibni al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus. Lahir tahun 1872. menikah dengan Syarifa Muna, dan memiliki keturunan, 4 anak.
- Syarif 'Umar Ibni al-Sultan Syarif Hasan' Ali al-Idrus. menikah dengan Syarifa Saha binti Syarif Akil al-Idrus, putri tertua Syarif Akil bin Syarif 'Abdul Rahman al-Idrus. Ia memilki, dua anak.
- Syarif Kasim Ibni al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus. DH Kubu, MBR. Cncl itu. Regency (Anggota Majlis Rakyat Kabupaten / DPRD) 1.919-1.921. menikah dengan Syarifa Kamariah. Ia meninggal pada 16 Jun 1921.
- Syarif Taha Ibni al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus. menikah dengan Syarifa Darah, dan memiliki keturunan, 2 anak.
- Syarif Usman Ibni al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus. menikah dengan Syarifa 'Isa al-Idrus.
- Syarif Sajaf Ibni al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus.
- Syarif Husain Ibni al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus.
- Syarif 'Ali Ibni al-Sultan Syarif Hasan' Ali al-Idrus. menikah dengan sepupunya, Syarifa Dara, Putri kedua Syarif Ismail Ibni al-Sultan 'Abdu'l Rahman Syarif al-Idrus, Yang di-Pertuan Besar Kubu.
- Syarif Zaman [Seman] Ibni al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus.
- Syarifa Shaikha binti al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus.
- Syarifa SIPA binti al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus. menikah dengan Syarif 'Abu Bakar, dan memiliki keturunan, 2 anak.
- Syarifa Piah binti al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus. menikah dengan Syarif 'Abdul Rahman bin Syarif Akil al-Idrus, Putra tertua Syarif Akil bin Syarif' Abdu'l Rahman al-Idrus. Ia memilki, dua anak - lihat atas.
- Syarifa Talaha binti al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus. menikah dengan Syarif Kechil, dan memiliki keturunan 2 anak.
- Syarifa Saida binti al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus. menikah dengan Syarif Muhammad, dan memiliki keturunan dua anak.
- Syarifah Mani binti al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus.
- Syarifa Kembong binti al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus.
Syarif 'Abbas (1900 - 1911)
Syarif 'Abbas ( 1900 - 1911 ) Ibni al-Sultan Syarif Hasan 'Ali al-Idrus, Yang di-Pertuan Besar Kubu. Lahir 1853 , Pendidikan Terperinci. Menggantikan Ayahandanya yang meninggal pada 4 November 1900 . Dilantik pada 6 Ogos 1901 . Diturunkan dari tahtanya pada April 1911 . memiliki beberapa isetri, termasuk Syarifa Kamariah. . Ia memiliki dua putra dan 10 putriPutera-putera:
- Syarif 'Abdul Rahman Ibni al-Sultan Syarif' Abbas al-Idrus. Lahir 1903 . Ia meninggal pada usia muda ..
- Syarif Ahmad Ibni al-Sultan Syarif 'Abbas al-Idrus [Wan Sulung]. Ia terbunuh pada 1906 .
- Syarifa Inah binti al-Sultan Syarif 'Abbas al-Idrus.
- Syarifa Zubaida binti al-Sultan Syarif 'Abbas al-Idrus. menikah dengan Syarif Mahmud, dan memiliki keturunan tiga anak.
- Syarifa Kamala binti al-Sultan Syarif 'Abbas al-Idrus. menikah dengan Syarif Hamid, dan memiliki satu anak.
- Syarifa Buntat binti al-Sultan Syarif 'Abbas al-Idrus. menikah dengan Syarif Kasim, dan memiliki satu anak.
- Syarifa Isa binti al-Sultan Syarif 'Abbas al-Idrus.
- Syarifa Tura binti al-Sultan Syarif 'Abbas al-Idrus. menikah dengan Syarif Muhammad Zainal Idrus Ibni al-Sultan Syarif Ismail al-Idrus, Tuan Besar Kubu (Lahir pada 1851 ), kedua Syarif Ismail Putra Ibni al-Sultan Syarif 'Abdul Rahman al-Idrus, Yang di-Pertuan Besar Kubu.
- Syarifa Nur binti al-Sultan Syarif 'Abbas al-Idrus. menikah dengan Syarif Muhammad [Mo] al-Idrus, dan memiliki satu anak.
- Syarifa Saliha binti al-Sultan Syarif 'Abbas al-Idrus. menikah dengan Syarif 'Umar al-Idrus.
- Syarifa Kuning binti al-Sultan Syarif 'Abbas al-Idrus.
- Syarifa Kebong binti al-Sultan Syarif 'Abbas al-Idrus.
Syarif Muhammad Zainal Idrus (1911 - 1921)
Syarif Muhammad Zainal Idrus ( 1911 - tahun 1921 ) Ibni al-Sultan Syarif Ismail al-Idrus, Tuan Besar Kubu. Lahir tahun 1851 , Putra kedua Syarif Ismail Ibni al-Sultan 'Abdu'l Rahman Syarif al-Idrus, Yang di-Pertuan Besar Kubu, Pendidikan Tinggi. Dipilih oleh Belanda untuk menggantikan sepupunya yang diturun-tahtakan sebelumnya pada 26 September 1911 . Dilantik pada 15 Januari 1912 . Menyerahkan menyerahkan sewewenang Kesultanan kepada Dewan Kabupaten pada 1919 . di-Turun-tahtakan tanpa adanya pilihan GANTIAN pada 11 April 1921 . Memiliki 3 isteri, termasuk Syarifah Tura binti al-Sultan Syarif 'Abbas al-Idrus, Putri ke-enam Syarif Abbas Ibni al-Sultan Syarif Hasan' Ali al-Idrus, Yang di-Pertuan Besar Kubu. Ia memiliki, 7 putra :- Syarif Mustafa Ibni al-Sultan Syarif Muhammad Zainal Idrus al-Idrus.
- Syarif Akil [Agel] Ibni al-Sultan Syarif Muhammad Zainal Idrus al-Idrus. Lahir 1877 , Pendidikan Terperinci. Menikah dengan putri Syarif Said al-Idrus pada 1900 . Ia memiliki 3 putra:
- Syarif 'Usman Ibni al-Sultan Syarif Akil al-Idrus.
- Syarif Tani Ibni al-Sultan Syarif Akil al-Idrus.
- Syarif Mohsen [Mukhsin] Ibni al-Sultan Syarif Akil al-Idrus.
- Syarif Ja'afar Ibni al-Sultan Syarif Muhammad Zainal Idrus al-Idrus.
- Syarif Husain Ibni al-Sultan Syarif Muhammad Zainal Idrus al-Idrus (putra dari istri pertama).
- Syarif Hasan Ibni Syarif al-Sultan Muhammad Zainal Idrus al-Idrus, Tuan Besar Kubu (putra dari istri kedua) - lihat bawah.
- Syarif 'Ibni Usman al-Sultan Syarif Muhammad Zainal Idrus al-Idrus (putra dari istri ke-tiga).
- Syarif Salim Ibni al-Sultan Syarif Muhammad Zainal Idrus al-Idrus.
Syarif Salih (1921 - 1943)
Syarif Salih ( 1921 - 1943 ) Ibni al-Sultan Idrus al-Idrus, Tuan Besar Kubu. Lahir 1881, Pendidikan khusus. Dipilih oleh Belanda , Bersama Dewan Kesultanan , Dikenali sebagai Kanan MBR. Cncl itu. Regent 1919 (Anggota Senior Dewan Rakyat Kabupaten). Menjadi Pembantu maju pada 16 Jun 1921 . Dikenali sebagai melakukan Sementara Kesultanan, pada September 1921 . Dilantik pada 7 Februari 1922 . Ditangkap oleh Jepun pada 23 November 1943 . Menerima: KNT. Order of Orange-Nassau (1940/08/17) gelar Ksatria-Bangsawan dari Kerajaan Belanda ( 17 Ogos 1940 ), dan Lesser Golden Star untuk Kesetiaan dan Merit (gelar pengabdian dan Perkhidmatan penterjemahan Luaran Biasa dari Kerajaan Belanda ). Ia dibunuh (dipancung) oleh Tentera Jepun di Mandur pada 28 Jun 1944 , memiliki dua putra:- Syarif Yahya Ibni al-Sultan Syarif Salih al-Idrus. Ia memiliki putra:
- Syarif Syarif Hamid bin Yahya al-Idrus.
- 'Abdul Rahman bin Syarif Syarif Yahya al-Idrus.
- Syarif Syarif Husain bin Salih al-Idrus. Dikecualikan daripada penggantian kerana ketidakupayaan mental dan fizikal. Ia memiliki Seorang anak:
- Syarif Yusuf bin Syarif Husain al-Idrus. (Mbr. Cncl itu. Kabupaten (Anggota Senior Dewan Rakyat Kota) 1946 ).
Syarif Hasan (1943 - 1958)
Syarif Hasan ( 1943 - 1958 ) Ibni Syarif al-Sultan Muhammad Zainal Idrus al-Idrus, Tuan Besar Kubu, Pendidikan: Pontianak NYA . Menjadi Ketua bestuur comite oleh Jepun pada tahun 1943 . Dilantik sebagai Pemimpin Dewan Rakyat Daerah (Cncl. Kabupaten / DPRD) pada 1946 . Baru terpilih sebagai ketua monarki pemerintahan sendiri (Pemimpin Kerajaaan-Kerajaan di Indonesia) pada 16 ogos 1949 . Diturunkan dari tahtanya jam Kesultanan Kubu dihapus oleh Pemerintah RI pada tahun 1958 .Nasab Bani Alawi al-Husaini
Bani Alawi ialah gelar Marga yang diberikan kepada mereka yang nasab-nya bersambung kepada Sayyid Alawi bin Ubaidullah (Abdullah) bin Ahmad bin Isa Al-Muhajir. Ahmad bin Isa Al-Muhajir telah meninggalkan Basrah di Iraq Bersama Keluarga dan pengikut-pengikutnya pada tahun 317H/929M untuk berhijrah ke Hadhramaut di Yaman Selatan. Cucu Ahmad bin Isa yang bernama Alawi, merupakan orang pertama yang Dilahirkan di Hadramaut. Oleh itu anak-Cucu Alawi digelar Bani Alawi, yang bermakna "Keturunan Alawi". Panggilan Bani Alawi atau Ba'Alawi juga ialah bertujuan memisahkan kumpulan KELUARGA ini daripada cabang-cabang Keluarga yang lain yang juga keturunan dari Nabi Muhammad SAW. Bani Alawi (Ba 'Alawi) juga dikenali dengan kata-nama Sayid (jamaknya: Sadah) atau Habib (jamaknya: Haba'ib) atau Syarif (jamaknya: Asyraf, khusus bagi bangsawan / ningrat-nya). Untuk kaum wanitanya Dikenali juga dengan sebutan Syarifah . Keluarga yang bermula di Hadhramaut di negara Yaman ini, telah berkembang dan menyebar, dan saat ini banyak di antara mereka yang menetap di segenap pelosok Dunia baik Arab, Indonesia, Asia Tenggara, India, Afrika dan lainnya.Gelar dan Istilah
Putra Mahkota / Pangeran: Syarif (atau Sayyid) (nama peribadi) Ibni al-Sultan Syarif (atau Sayyid) (nama bapaknya) Al-Idrus (nama Marga / Keluarga), Tuan Besar Kubu (aslinya: Yang di-Pertuan Besar).laki-laki Anggota Keluarga Kesultanan yang lain, keturunan pada Garis Bapak: Syarif (atau Sayyid) (nama peribadi) Ibni Syarif (atau Sayyid) (nama bapaknya) Al-Idrus (nama Marga / Keluarga).
Anggota Wanita Keluarga Kesultanan, keturunan pada Garis bapak: Syarifah (nama peribadi) binti Syarif (atau Sayyid) (nama bapaknya) Al-Idrus (nama Marga / Keluarga).
Aturan Suksesi (Pergantian)
Pemilihan Raja dijalankan oleh Dewan Kesultanan (Majlis Negeri) dan Anggota Senior dari Keluarga kebangsawanan yang menjabat Mufti / Qadhi (Ketetapan House).Sumber
- Maktab Ad-Daimy, Badan pengumpulan nasab Bani Alawi - Al-Husaini, Rabithah Alawiyah Pusat, Jakarta-Indonesia, Attn: Habib Zainal Abidin Seggaf As-Seggaf (Ketua) dan Habib Abubakar Seggaf As-Seggaf (giat), Buku Data nasab Bani Alawi Al-Husaini, No 1, hlm. 149, (Jakarta: Maktab ad-Daimy), 1997
- Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya dan Pasukan Penulis panitia Muktamar ke-10 Jam'iyah Ahli Al Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah 1426H/2005 M - Pekalongan, Mengenal Thariqah - Tutorial Pemula Mengenal Jalan Menuju Allah; Bab Akhir , Sekilas Perihal Thariqah Alawiyah, (Jakarta: Fleet Sains), 2005
- http://www.asyraaf.org (kajian Kitab Al-Mu'Jamul Lathif 140-141 halaman, tentang Qabilah Marga Al-Idrus)
- Al-Habib Muhammad bin Abubakar Asy-Syalli Ba-'Alawy, As-Syaikh Abdullah Al-Akbar Al-Idrus dalam Al-Masyra' Ar-Rawiy fi Manaqib As-Sadah Al-Kiram Bani Alawiy, tt
- Sayyid Ahmad bin Muhammad As-Syathiri, Sirah As-Salaf Min Bani 'Alawiy Al-Husainiyin, (Jeddah: dicetak oleh Alam Ma'rifah), 1405H/1984
- Prof Dr Terusir, Soal Jawab Agama Islam, (Kuala Lumpur: Pustaka Melayu Baru), 1978.
- Ronald Lewcock, Wadi Hadhramaut dan Kota Walled Shibam, UNESCO, 1986
- Daniel van der Meulen dan H. Von Wissmann, Hadramaut Sebahagian Misteri Its Diumumkan
- JPJ Barth, Overzicht der afdeeling Soekadana, van Verhandelingen het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en wetenschappen. Deel L, Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Albrecht & Co, Batavia, 1897.
- JJK Enthoven, bijdragen tot de Geographie van Borneo Wester-afdeeling. EJ Brill, Leiden, 1903.
- H. von Dewall, "Matan, Simpang, Soekadana, de Karimata-eilanden en Koeboe (Wester-afdeeling van Borneo)", Tijdschrisft voor Living Taal-, Land-en Volkenkunde, Deel XI, Vierde Divisi Deel II, Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Batavia, 1862.
Nota kaki
Pautan luar
- (Indonesia) dalam weblog Yusriadi wartawan Borneo Tribune
No comments:
Post a Comment