KERAJAAN TANAH BUMBU(1660-1780)
Wilayah Kerajaan Tanah Bumbu
- Pangeran Dipati Tuha (Raden Basus?) bin Sultan Saidullah
(1660-1700). Ia diutus Sultan Banjar mengamankan wilayah tenggara
Kalimantan dari para pendatang atas permintaan penduduk tempatan iaitu
orang Dayak Samihim (golongan Dusun Maanyan) yang tinggal dahulu tinggal
di kota Pamukan di sungai Cengal yang telah dihancurkan oleh para
penyerang dari laut. Kemudian kedatangan rombongan Pangeran Dipati Tuha
melalui jalan darat yang berasal dari Kelua
(utara Kalsel) dan menetap di Sampanahan pada sebuah sungai kecil
bernama sungai Bumbu sehingga wilayah ini kemudian dinamakan Kerajaan
Tanah Bumbu berdasarkan nama sungai Bumbu
tersebut dengan wilayah kekuasaan membentang dari Tanjung Aru hingga
Tanjung Silat. Pangeran Dipati Tuha memiliki dua putera Pangeran
Mangu dan Pangeran Citra. Setelah berhasil mengamankan Tanah Bumbu dari
pendatang, Pangeran Citra kembali ke tanah tumpah milik ayahnya
Pangeran Dipati Tuha yaitu negeri Kalua dan menjadi sultan negori Kloeak. Sedangkan Pangeran Mangu dipersiapkan sebagai Raja Tanah Bumbu berikutnya.[4]
- Pangeran Mangu bin Pangeran Dipati Tuha (1700-1740); memiliki anak bernama Ratu Mas. Ratu Mas bersaudara dengan Ratu Sepuh.[4]
- Ratu Mas binti Pangeran Mangu (1740-1780); Ratu Mas menikah dengan seorang pedagang dari Gowa bernama Daeng Malewa yang bergelar Pangeran Dipati;
pasangan ini memperoleh anak bernama Ratu Intan I. Dari dua istri orang
bawahan, Daeng Malewa memiliki putra Pangeran Prabu dan Pangeran
Layah. Ratu Intan I menikahi Aji Dipati yang bergelar Sultan Dipati Anom
Alamsyah (Sultan Pasir III tahun 1768-1799). Pernikahan Ratu Intan I
dengan Sultan Anom tidak memiliki keturunan, tetapi dari istri
Sultan Anom memiliki anak bernama: Pangeran Aji Muhammad, Andin Kedot,
Andin Girok, dan Andin Proah. Pangeran Layah memiliki anak bernama:
Gusti Cita (putri) dan Gusti Tahora (putra). Sepeninggal Ratu Mas, maka
sejak 1780, kerajaan Tanah Bumbu dibagikan menjadi beberapa division
(negeri). Ratu Intan I memperoleh negeri Cantung dan Batulicin.[4] Ratu Intan I masih dikenang dalam ingatan suku Dayak Meratus.[5]
Pangeran Layah memperoleh negeri Buntar Laut. Sedangkan Pangeran Prabu
bergelar Sultan Sepuh sebagai Raja Sampanahan, Bangkalaan, Manunggul dan
Cengal.[4]
No comments:
Post a Comment