Saturday, January 5, 2013

KERAJAAN KUSAN(1785-1861)

 ( KUSAN HULU )
 
Pada Abad ke 18 Kerajaan Banjar dipimpin oleh Sultan Tahmidillah I yang pada masa mudanya bernama Pangeran Muhammad di Keraton Martapura, tepatnya memerintah pada tahun 1778-1785. Dari beliau ini lahir 3 orang putra bernama Pangeran Rahmad, Pangeran Abdullah dan Pangeran Amir.
Ketika Sultan Tahmidillah I mangkat, pimpinan kerajaan diserahkan sementara kepada saudara Sultan Tahmidillah I, yaitu Pangeran Wiranata. Suatu ketika putra mahkota Pangeran Abdullah dan adiknya Pangeran Rahmat terbunuh, mengetahui akan adanya bahaya yang sedang mengancam, akhirnya Pangeran Amir segera meninggalkan istana dengan dalih akan menunaikan ibadah haji ke Mekkah, akan tetapi Pangeran Amir mempunyai maksud dan siasat lain, ia pergi ke wilayah Pagatan dan Pasir di Kalimantan Tenggara, kemudian menetap di daerah Kusan Hulu.
Sekitar tahun 1787 Pangeran Amir dengan dibantu 3.000 Pasukan Bugis dari Kalimantan Tenggara yang gagah berani menyerang Keraton Martapura. Terjadilah pertempuran yang hebat dan menjatuhkan banyak korban, adapun pihak Pangeran Nata yang merasa terancam akhirnya minta bantuan pada pihak Kompeni Belanda di Banjarmasin, dengan perjanjian sebagai balas jasa dari pihak Belanda yang pintar dan licik bahwa, “ Apabila Sultan Tahmidillah II dengan gelar Panembahan Batu ( Pangeran Nata ) menang, maka seluruh Tanah Banjar akan diserahkan kepada Belanda, sedangkan sultan sendiri hanya akan “meminjam“ sebagian dari wilayahnya untuk melaksanakan pemerintahan”. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1787. Perjanjian tersebut sangat menarik hati Belanda, sehingga penguasa Belanda waktu itu Residen Walbeck dengan sepenuh hati akhirnya mengirimkan pasukan bersenjatanya (senjata Api) yang dipimpin Kapten Christoffel Hofman.
Akhirnya Pasukan Bugis yang membantu Pangeran Amir dapat dikalahkan, sedangkan Pangeran Amir sendiri ditawan oleh Belanda dan pada tahun 1789 diasingkan ke Ceylon (sekarang bernama Srilangka) hingga akhir hayatnya. Dengan perjanjian perang ini akhirnya Belanda mulai mencengkramkan kukunya untuk menindas Rakyat Banjar.
Pada awal abad ke19, Pangeran Nasohot (Pangeran Mas’ud) putra Pangeran Amir menikah dengan Gusti Hadijah Putri Sultan Sulaiman Saidullah Raja Banjar setelah Pangeran Nata. (Putra Pangeran Nata) Gusti Hadijah merupakan saudara seayah dengan Sultan Adam Raja Banjar.

Nama-nama Raja Kusan Hulu

 
a. Pangeran Amir. 1785-1789
b. Pangeran Nasohot (Pangeran Mas’ud)
c. Pangeran Haji Musa (masih saudara seayah dengan Gusti Hadijah dan Sultan Adam dari ayahanda Sultan Sulaiman,)
d. Pangeran Mohammad Napis
e. Pangeran Abdullah Kadir Kesuma (Raja Kusan dan Pulau Laut).
Adanya tekanan-tekanan dari Pemerintahan Kolonil Belanda akhirnya pindah ke daerah Sigam “Pulau Laut“. Penerusnya adalah Pangeran Brampi Kesuma, Pangeran Amir Husin Kesuma dan yang terakhir tahun 1900-1901 adalah Pangeran Mohammad Amirullah Kesuma memerintah di Daerah Sigam Pulau Laut. Kerajaan Kusan dijadikan satu dengan Kerajaan Pagatan oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1861.

No comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...