Islam di Pantai Gading(Cote d Ivoire')
Jum’at, 6 Mei 2011, merupakan hari bersejarah bagi umat muslim Afrika, khususnya masyarakat Islam di pantai gading. Penantian mereka selama 50 tahun, agar negeri tersebut dipimpin oleh seorang Muslim terwujud sudah. Mahkamah Agung (MA) Pantai Gading, menetapkan Alassane Ouattara sebagai presiden, lima bulan setelah ia memenangi pilihan raya. Alassane Ouattara, menjadi presiden ke empat Cote d’Ivoire, sekaligus menjadi presiden muslim pertama di salah satu Negara Afrika Barat yang dihuni oleh lebih dari 17 juta jiwa. Menurut Islamonline, majoriti penduduk Pantai Gading adalah muslim yaitu sebanyak 60%, 22% Kristian (Katolik) dan 18 % animisme. Sehingga, kemenangan Outtara merupakan kemenangan umat Islam pantai gading, dan harapan baru kejayaan Islam di bekas wilayah kerajaan Islam Mali.
Alassane Ouattara | |
---|---|
President of Côte d'Ivoire |
Memang perjalanan umat Islam di Pantai Gading sangat panjang, penuh perjuangan serta pengorbanan Tercatat semenjak Felix Houphouet-Boigny membangun negara Pantai Gading dengan penuh toleransi, pasca kemerdekaanya dari perancis pada 7 Ogos 1960. Penerusnya iaitu Henri Konan Bedie dan Laurent Gbagbo terkenal dengan sejarah diskriminasi agama dan suku, khususnya konflik antara wilayah utara yang majoriti muslim dengan selatan yang dihuni oleh umat Kristiani. sehingga ia pun mulai menyingkirkan para pendatang dari Mali dan Burkina Faso, penduduk Pantai Gading Utara, yang merupakan majoriti muslim. Ditambah lagi, ketika penggantinya Gbagbo menolak menyerahkan kekuasaan kepada Ouattara setelah kalah dalam pemilihan presiden pada tahun 2010, maka negara bekas jajahan perancis ini jatuh ke kancah konflik saudara. Dalam kurun waktu tersebut, lebih dari seribu orang mati dan puluhan ribu lainnya terpaksa menjadi pelarian.
Alassane Ouattara, lelaki kelahiran Dimbokro1 Januari 1942 (1942-01-01) merupakan salah satu tokoh intelektual Muslim Pantai Gading, serta seorang Doktor pakar ekonomi lulusanUniversity of Pennsylvania. Outtara juga sangat disegani baik dalam politik maupun kariier internasionalnya. Menjabat sebagai Perdana Menteri tahun 1990-1993, kemudian sebagai wakil director management di IMF, 1 Juliai 1994- 31 Julai 1999, dan kemudian menjadi presiden dari Parti Rally of the Republicans (RDR) 1 Ogos 1999, serta calon presiden pada pemilihan presiden berikutnya. Namun ia tersangkut masalah kewarganegaraan yang sengaja diletupkan oleh lawan politiknya. Sehingga ia ditolak untuk mengikuti pemilihan presiden pada tahun 2000. Outtara pun memboikot Pemilihan yang penuh dengan konspirasi itu, Sebenarnya Alassane Ouattara disabotaj bukan kerana issu kewarnegaraan, namun karena beliau adalah seorang muslim. Kerana alasan inilah terjadinya perang saudara antara Utara dan Selatan, yang menyebabkan ribuan jiwa melayang. Sampai pada akhirnya tahun 2010 , PBB, Uni-Afrika, Uni-Eropah, ECOWAS, Amerika serta IMF menolak hasil pihan raya yang penuh dengan pembohingan yang memenangkan Gbagbo, dan kemudian menetapkan Outtara sebagai pemenang sekaligus Presiden Ivory Coast.
Sejarah mencatatkan bahwa bangsa Berber, yang berasal dari utara Afrika yang merupakan campuran dari keturunan arab dan telah lebih dahulu memeluk Islam, merupakan penyebar agama Islam di benua Afrika. Konon ketika pertama kali sahabat Nabi hijrah ke Habasyah (Ethiopia-saat ini), dan kemudian disambut hangat oleh Raja Najasyi, agama Islam mulai perlahan menyebar di benua hitam ini. Para pedagang Berber pada abad ke-9 yang banyak mendiami daerah semenanjung Nil -khususnya Mesir- mempunyai peranan yang sangat besar dalam berdirinya kerajaan Islam Ghana.
Kerajaan Islam Ghana terletak di sebelah timur Mauritania, dan berkembang cukup pesat sampai abad ke-13. Pada abad ke-11, wilayah kekuasaannya membentang dari samudera Atlantik hingga Timbuctu. Seiring kemunduran kerajaan Ghana pada akhir abad 13, muncullah kesultanan Islam Mali yang kemudian menjadi kerajaan Islam dengan kekuatan dan pengaruh yang luar biasa. Bahkan mencapai puncak keemasanya pada Abad ke-14, yang kala itu wilayah kekuasaanya mencakupi bekas wilayah kerajaan Ghana, termasuk di dalamnya Pantai Gading. Meskipun hanya terbatas di barat laut disekitar wilayah Odienne.
Selanjutnya kerajaan Islam Sudan berdiri, dan menjadi kekuatan Islam baru di Afrika Barat dan utara, yang berbatasan dengan Mesir. Kerajaan Islam Sudan kemudian juga berkembang menjadi pusat keilmuan Islam, yang ikut menyebar luaskan pendidikan Islam di penjuru daerah kekuasaanya.
Secara ringkas, Islam datang ke Afrika Barat dalam tiga gelombang. Pertama pada abad ke-9, ketika bangsa Berber Afrika Utara menyebarkan Islam ke kerajaan Ghana. Kedua pada abad ke-13, ketika kerajaan Mali terbentuk dan menyebarkan Islam ke seluruh Savana di Afrika Barat sampai dengan abad ke-18. Terakhir pada abad ke-19, ketika seorang pahlawan muslim Mali, yaitu Samore Toure menyebarkan Islam ke selatan Afrika, seiring dengan berkembangnya kerajaan Islam Sudan sebagai kekuatan Baru Islam di Afrika. Sedangkan Islam masuk ke Pantai Gading pada gelombang ke-2, yaitu pada abad ke-13 ketika kerajaan Mali berjaya dan menyebarkan Islam ke seluruh penjuru Afrika Barat. Sedangkan Kristian datang pada abad ke-17.
Majoriti pemeluk Islam di Pantai Gading beraliran Sunni, dan mengikuti Madzhab Maliki. Aliran sufi juga dianut oleh sebagian komuniti muslim Pantai Gading yang terpengaruh oleh ajaran sufistik yang berkembang di Mesir. Salah satunya adalah Tarekat Qadiriyah, yang berkembang pada abad ke-11 M. Pada abad ke-18 M, aliran Tarekat Tijaniyah masuk ke pantai Gading dan diikuti oleh sebagian besar muslim disana. Qadiriyah menyebar di sebelah barat, sedangkan Tijaniyah di sebelah timur. Disamping dua aliran sufistik tersebut, terdapat juga aliran Tarekat Sanusiyah yang muncul dan berkembang di Libya.
Dalam perkembangan aliran sufistik di Pantai Gading, khususnya penganut tarekat Tijaniyah, pada abad ke-19, seorang guru sufi yang bernama Shaykh Hamahullah bin Muhammad bin Umar (1886–1943), membuat tarekat tandingan yang akhirnya membuat pengikut tarekat Tijaniyah terpecah. Para pengikut syekh Hamahullah, kemudian menamakan dirinya sebagai Tarekat Hamalliyah. Pada abad ke-20 M, tarekat Hamalliyah berubah orientasinya menjadi aliran yang penuh mistik dan menyimpang dari ajaran Islam, ketika dipimpin oleh Muhammad ben Amadu. Ia merupakan ahli mistik yang berlatang belakang suku Fulani, yaitu suku yang menyebar di Afrika barat dan tengah.
Agama di Côte d'Ivoire (Ivory Coast) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
agama: | Percent | |||||
Islam | 44.6% | |||||
Christianity | 32.8% | |||||
African indigenous | 11.9% | |||||
None | 10.7% |
Dalam praktiknya, aliran Hamalliyah merubah dzikir-dzikir yang menjadi ritual bacaan di Tijaniyah, dengan bacaan-bacaan dzikir yang tidak ada dalilnya di dalam al-Qur’an dan Sunnah. Bacaan-bacaan tersebut terkesan sebagai mantra, yang mereka pun tidak paham ertinya. Aliran Hamalliyah juga menolak mempelajari al-Qur’an, serta menolak keberadaan al-Qur’an sebagai referensi umat Islam. Hamalliyah pun berubah menjadi aliran tradisional yang lebih menerapkan ajaran ritual suku-suku di Afrika. Meski mereka juga menolak tradisi adat istiadat serta kasta-kasta tradisional yang ada.
Secara pemerintahan, Pantai Gading mempunyai nama lengkap Republic of Cote d’Ivoire (Ivory Coast). Wilayahnya terbagi dalam 19 regions (wilayah), dengan ibukotanya YAMOUSSOUKRO (sejak tahun 1983). Sedangkan Abidjan dijadikan sebagai pusat pemerintahan dan komersial. Banyak negara, termasuk Amerika Serikat, yang menempatkan kedutaan besarnya di Abidjan, bukan di Yamoussoukro.
Secara geografi Pantai Gading Cote d’Ivoire (bahasa Perancis), terletak di pantai Atlantik, tepatnya di teluk Guinea, Afrika Barat. Mempunyai wilayah seluas 322.460 km2, sedikit lebih luas dari New Mexico, Amerika Serikat. Beriklim tropika dan kering, mempunyai tiga musim, iaitu panas kering (November-Mac), panas kering (Mac-Mei) dan panas hujan (Jun-Oktober). Dihuni sekitar 17.327.724 orang, terdiri dari suku asli Afrika 97% (Akan 42%, Gur/Voltaiques 17%, Mende 27%, Krous 11%, lain-lain 3%), dengan pertumbuhan rata-rata 2,11% per-tahun, angka kelahiran 39,64 per-1000, angka kematian 18,48 per-1000. Bahasa nasional mereka adalah Perancis, di samping bahasa setempat, yaitu Dioula.
Sedangkan secara ekonomi, Pantai Gading merupakan negara penghasil coklat terbesar di dunia. berbanding dengan banyak negara, antara lain Burkina Faso, Mali, Guinea, Liberia dan Ghana. Pada awalnya, Pantai Gading didiami tidak kurang dari 60 suku, ditemukan oleh para pedagang Portugis dan Perancis pada abad ke-15. Mereka mencari gading dan badak, dan pada akhirnya Perancis memenangi pendudukan terhadap Pantai Gading hingga abad ke-20. Mungkin Pantai Gading adalah sebuah negara di antara sedikit negara yang dibangun penuh dengan pertikaian agama sampai saat ini, yaitu Islam dan Kristian. Islam di utara dan Kristian di selatan, mereka saling berebut kekuasaan. Dengan terpilihnya Outtara sebagai presiden Muslim pertama di Pantai Gading, semoga dapat mengakhiri pertikaian agama ini, dan lebih membawa perdamaian serta kesejahteraan bagi kehidupan umat Muslim Pantai Gading.
No comments:
Post a Comment